Thursday, January 28, 2010

10 Hal yang harus dihindari saat meeting

Siapa yang tidak merasa jengkel saat si mulut besar melontarkan pembicaraan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan topik yang sedang dibahas? Siapa yang tidak merasa kasihan pada rekan yang menjadi target olok-olokan di kantor? Atau merasa aneh saat melihat kemampuan teman anda dalam hal mengungkapkan ssesuatu seperti mengagumi sesuatu hal yang sebenarnya tidak ada artinya?

Namun tak peduli bagaimana hal seperti itu menguasai pikiran anda,jangan pernah sekali pun menganggap bahwa rapat bukanlah sesuatu hal yang penting.Faktanya adalah rapat dapat membuat atau menghancurkan karir anda. Berikut adalah 10 hal yang perlu dihindari saat rapat:

1. Datang terlambat. Jangan mengatakan "saya tidak akan membuat kacau" seperti berjalan ke sebuah pertemuan yang sedang berlangsung. Tiba beberapa menit lebih awal tidak hanya menunjukkan anda sangat menghargai waktu, tetapi juga menjamin anda mendapat tempat duduk yang baik juga.

2. Tidak punya persiapan. Jika anda sebelumnya telah diberikan agenda atau bahan rapat, sebaiknya anda membacanya.Buatlah beberapa pertanyaan atau kontribusi apa yang bisa anda berikan sebagai bahan rapat untuk didiskusikan.

3. Memonopoli Pembicaraan. Saat rapat dimulai, alangkah baiknya jika memberikan kepada karyawan senior dahulu untuk memberikan pendapatnya. Saat mereka berbicara tentang sedikitlah, maka kembangkanlah hal tersebut menjadi sesuatu yang padat. Jangan hanya bergumam atau bahkan tidak bicara sama sekali jika anda memiliki sesuatu yang berguna untuk dibicarakan.

4. Membuat pernyataan seperti pertanyaan. Ungkapan pernyataan seperti pertanyaan akan mengundang orang lain untuk berkata tidak, berdebat, atau mengambil ide-ide anda. Tentunya hal ini akan sangat merugikan anda.

5. Salah membaca sinyal. Cobalah untuk mengukur kebutuhan atau suasana hati orang-orang yang ada dalam ruangan. Mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan mereka untuk mengetahui kemungkinan mereka akan menerima ide-ide anda.

6. Terintimidasi. Sayangnya beberapa rekan anda menganggap sebuah rapat adalah arena pertarungan lisan dan mereka sendiri berperan sebagai gladiator. Jika anda menjadi korban intimidasi, hadapilah dengan tenang. Jika anda memerlukan waktu untuk berpikir, lakukanlah dengan sebuah pertanyaan yang membuat penyerang anda bertanggung jawab. Sebagai contoh, "Andrew, sejak kapan anda mulai berpikir saya tidak peduli dengan hasil penjualan kami?"

7. Mengunyah permen karet. Hal ini sepenuhnya tidak sopan dan tidak profesional. tidak ada yang perlu kita jelaskan lagi.

8. Membiarkan handphone menyala. Anda menonaktifkannya saat di restoran atau di bioskop, maka non aktifkanlah saat sedang rapat. dering handphone sangat mengganggu seluruh peserta rapat. Dan jangan pernah menerima telepon saat rapat berlangsung.

9. Keluar dari topik. Jangan membuat agenda sendiri. Tetap fokus pada apa yang ingin dicapai. Jika anda harus keluar dari topik, bicarakan dahulu dengan yang lain sedini mungkin. Cara terbaik untuk menangani hal-hal yang tidak berkaitan dengan topik adalah dengan mencatat semuanya dan kembali ke topik pada saat yang tepat.

10. Melewatkannya. Anda mungkin mendapatkan lebih banyak yang dapat anda lakukan jika anda tidak ikut suatu rapat dan melakukan pekerjaan anda sebenarnya. Tetapi jika pertemuan itu dihadiri oleh seseorang yang memiliki jabatan dalam organisasi, anda akan kehilangan kesempatan untuk membuat diri anda dikenal. Ingat, rapat bukanlah tentang produktifitas tetapi juga tentang memproyeksikan citra positif dan membangun hubungan profesional.

Tuesday, January 26, 2010

Surga VS Neraka

Tahukah Anda perbedaan surga dan neraka? Konon, ruang makan di surga dan di neraka tidak ada bedanya. Menu makanannya persis sama. Jadi, apanya yang berbeda? Jawabnya: perilaku penghuninya.

Di neraka, saat jam makan tiba, segera para penghuninya saling berebutan masuk ruangan. Makanan disajikan di atas meja dan piring raksasa. Sendok dan garpu ukurannya juga raksasa.

Karena penghuni neraka adalah orang egois yang tidak rela melihat orang lain kenyang dan senang, maka yang terjadi kemudian adalah perang sendok dan garpu. Saat seseorang mulai menyendok makanan danberusaha memasukkannya ke mulut, segera sendoknya dipukul orang lain sehingga berantakan. Terjadilah kericuhan, tidak satu pun mau mengalah. Semua marah dan mengamuk.

Alhasil, ketika jam makan selesai, tak sesuap makanan pun yang masuk ke perut mereka. Semua makanan tumpah amburadul berserakan di lantai. Dengan perut yang tetap lapar, mereka keluar dari ruang makan dengan kesal, marah,dan emosi tinggi.

Bagaimana dengan suasana surga?

Saat lonceng jam makan berbunyi, dengan tertib penghuninya memasuki ruang makan dan mengambil tempat masing-masing. Begitu makanan disajikan, mereka mengawalinya dengan mengucap syukur dan berdoa. Karena sendok dan garpunya terlalu panjang, mereka saling menyuapkan makanan kepada saudaranya di seberang meja. Mereka saling melayani satu sama lain.

Saat jam makan selesai, tak secuil pun makanan tercecer. Semua kenyang, bahagia, dan saling berterimakasih.

* * * * *

Saling melayani. Itulah pesan cerita di atas. Inilah Etos 8. Sebagai makhluk sosial kita dituntut untuk mampu memperhatikan dan di mana perlu mendahulukan kebutuhan orang lain daripada mengedepankan ego pribadi. Jika ini terjadi, suasana akan lancar dan nikmat. Orang yang dilayani merasa puas, sehingga timbullah rasa senang yang menggerakkan budi untuk sebaliknya melayani.

Maka, marilah menjauhi sikap penghuni neraka. Kadang, kita merasa puas karena berhasil menggagalkan usaha orang lain. Namun kepuasan seperti ini adalah kepuasan orang yang sakit jiwa. Lebih daripada itu, dengan berbuat demikian sebenarnya kita juga sedang menghancurkan diri sendiri karena hal itu mengundang balas dendam. Alhasil, hidup kita terperangkap dalam sebuah dunia yang dipenuhi angkara murka untuk saling mencelakakan.

Etos ini mengimbau kita agar mempunyai hati dan jiwa pelayanan. Semaikanlah sikap luhur ini, karena dengan demikian niscaya kita lebih sukses, tentram dan bahagia.

Hikmah lain kisah di atas pasti bisa anda ambil sendiri.

Friday, January 22, 2010

Go to Next Level in Your Career

Apakah Anda sudah puas dengan karir Anda sekarang ini? Apakah Anda ingin mencapai peningkatan yang lebih tinggi baik didalam prestasi Anda maupun dalam gaji yang Anda ingin terima ? Bila jawaban Anda adalah YA, berpikir & bertindaklah dalam "Next Level Mindset". Berikut ini ada 10 tips bagaimana Anda berpikir & bertindak menuju NEXT LEVEL karir Anda.

1. Ciptakan "Peta Perjalanan" karir Anda

Renungkan kembali, kemana Anda sudah melangkah? Pikirkan dan tentukan kemana langkah Anda 10 tahun, 20 tahun atau 30 ke depan. Tuliskan apa yang Anda pikirkan disecarik kertas. Kemudian tulis ulang seluruh "puzzle" ( potongan informasi ) yang telah ditulis, ke dalam sebuah peta perjalanan hidup Anda. Buatlah serinci mungkin.

2. "Facelift" CV Anda

Tulis ulang resume atau CV Anda, percantik dengan berbagai prestasi yang telah Anda capai 12 bulan terakhir ini. Beri penekanan yang spesifik dan detil tentang apa saja yang telah Anda capai dan bagaimana hal itu berpengaruh terhadap perusahaan tempat Anda bekerja sekarang. Bila perlu, hasil tulis ulang resume Anda, berikan copy-nya kepada sahabat atau kolega ( di luar perusahaan yang sudah pasti ). Minta mereka berikan komentar dan masukan untuk perbaikan.

3. Menabung keterampilan baru terus menerus

Jangan pernah berhenti belajar hal-hal baru. Selalu buat target, berapa banyak keterampilan baru yang Anda ingin tambah setiap tahunnya. Ingat, aset Anda dalam bekerja adalah "keterampilan yang Anda jual". Semakin tinggi kualitas Anda, semakin mahal harga Anda. Gunakan berbagai kesempatan dan berbagai cara untuk selalu belajar - belajar - belajar!

4. Tunjukan prestasi Anda

Bila Anda berharap mendapatkan promosi, secara teratur informasikan pencapaian prestasi Anda pada atasan / perusahaan. Jelaskan dengan data konkrit, berapa besar kontribusi Anda tahun ini dan sejauh mana dampak positifnya bagi perusahaan. SELALU GUNAKAN KUANTITATIF dalam menjelaskan prestasi Anda. Misalnya, saya sudah mampu mengurangi tingkat kesalahan produksi dari 3% per bulan menjadi 1% per bulan. Saya sudah mampu memproses setiap proposal dari deadline 3 hari menjadi 1 ½ hari per proposal. Orang akan lebih terkesan dengan prestasi Anda bila ditulis dalam bentuk angka.

5. Ambil berbagai kursus & koleksi sertifikat kompentensi Anda

Rajin-rajin ikuti berbagai seminar, lokakarya atau kursus yang akan memperkaya kompentensi Anda. Misalnya ikutlah seminar "Tehnik Bernegosiasi" atau "Tehnik Presentasi Efektif". Anda tidak hanya saja akan menambah koleksi keterampilan Anda, tetapi sekaligas akan mempercantik resume Anda dengan berbagai sertifikasi yang Anda raih. Jangan tunggu perusahaan yang membiayai Anda, investasikan sebagian uang Anda untuk masa depan dengan mengikuti berbagai kursus.

6. Banyak bertanya

Banyak bertanya kepada orang-orang yang sudah lebih berpengalaman atau orang yang posisinya sudah jauh lebih tinggi dari Anda. Dengarkan "success story" mereka. Dapatkan berbagai nasihat dan tips yang berharga. Catat semua apa yang Anda dengar. Lalu mulai contoh langkah-langkah mereka .

7. Ciptakan "Keunikan" Anda

Pikirkan & tuliskan, keahlian dan keunikan apa yang Anda miliki, di mana orang-orang yang selevel Anda tidak miliki? Misalnya: saya pandai bernegosiasi, saya pandai memecahkan masalah, saya terampil dalam meyakinkan orang lain, saya mampu membangun team kerja yang kuat, saya memiliki cara berpikir konseptual yang tinggi.

Buatlah daftar bagi diri Anda . Bila Anda belum memiliki berbagai keunikan ini, maka pikirkanlah, keunikan apa yang Anda mau ciptakan dikemudian hari. Dan kapan harus tercapai? Keunikan apa yang ingin Anda bangun 1, 2 atau 3 tahun kedepan? Tujuh tips diatas akan menolong Anda "go-to-next level" dalam karir maupun kompensasi.

Friday, January 15, 2010

Mengenali dan Mengatasi Kebiasaan Karyawan Menunda-nunda Pekerjaan

Banyak kebiasaan buruk karyawan yang bisa menghambat kinerjanya dan performa tim. Lebih buruk lagi, terkadang karyawan tersebut tidak menyadari bahwa dia memiliki bad habit yang harus diperbaiki bahkan seringkali menunjukkan sikap defensif saat rekan kerjanya atau Anda sebagai atasannya menunjukkan hal ini. Salah satu 'penyakit menahun' yang sering menghampiri karyawan adalah adalah kebiasaan untuk menunda-nunda pekerjaan yang acapkali menjengkelkan rekan sesama tim dan tentu saja Anda sebagai atasannya.

Padahal jika dicermati lagi, karyawan tersebut memiliki latar belakang yang cukup mengesankan; berbakat, kreatif dan berpendidikan. Namun kebiasaan buruknya yang suka menunda-nunda pekerjaan justru membuat kelebihannya tak tampak, tertutup oleh kenyataan bahwa ia sering gagal menyelesaikan tugas sesuai tenggat. Bagaimana mengenali procastinator atau si tukang tunda ini? Ada beberapa gejala yang membantu Anda untuk segera mengenali dan mengatasinya.

Karyawan ini selalu menyebutkan bahwa ia sibuk, sedang mengerjakan suatu proyek namun tidak bisa menyampaikan progress pekerjaannya kepada Anda.
Ketika mendekati tenggat karyawan tersebut terlihat terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya.

Hasil pekerjaan yang tidak maksimal walaupun Anda tahu bahwa karyawan tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih dari cukup untuk menyelesaikan tugas ini.
Saat dikonfrontir soal pekerjaannya karyawan tersebut akan memberikan berbagai alasan seperti membutuhkan waktu untuk riset, waktu yang tidak cukup, pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidangnya.

Jika karyawan Anda menunjukkan semua gejala tersebut, ditambah dengan keluhan dari rekan kerjanya dan ada bukti bahwa kebiasaannya mulai mengganggu kinerja tim, maka sudah saatnya Anda melakukan hal-hal berikut ini :

Adakan pertemuan khusus bersama karyawan tersebut. Lalu tanyakan apakah dia memperhatikan ada pola kerja tertentu yang dilakukannya yang sudah mengganggu ritme kerja rekan kerja dan produktifitas tim. Seringkali mereka tidak menyadari bahwa sikap mereka salah dan mempengaruhi performa anggota tim lainnya. Lalu amati respon yang ia berikan. Jika karyawan tersebut cenderung untuk menyalahkan orang lain atau perusahaan maka bantulah untuk 'meluruskan' pandangannya agar kembali fokus bahwa yang memegang kontrol atas pekerjaannya adalah dirinya sendiri. Jika karyawan tersebut terlihat meremehkan persoalan bahkan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa maka tegaskan lagi tentang goal tim dan bagaimana kebiasaan buruknya bisa mempengaruhi produktifitas perusahaan. Tunjukkan bukti akibat dari kebiasaan buruknya seperti performa tim yang menurun, kinerja tim yang terganggu karena kebiasaannya atau secara ekstrim, Anda juga bisa menunjukkan dengan angka akibat dari kebiasaannya seperti kegagalan mencapai target.
Tawarkan bantuan untuk mengatasi masalah ini. Banyak hal yang bisa menyebabkan kebiasaan menunda-nunda dan salah satunya adalah kecenderungan untuk jadi seorang perfeksionis, perasaan rendah diri bahwa dia tidak mampu mengerjakan tugas tersebut atau ketidakmampuan untuk mengelola waktu dengan efisien. Diskusikan hal yang bisa ia lakukan untuk mengatasi hal ini seperti bersama-sama membuat list to do setiap hari, membuat daftar prioritas, mengajukan diri untuk jadi mentor dalam hal manajemen waktu bahkan Anda bisa menyarankan beberapa konsultan yang bisa membantu mengatasi masalah dari perfeksionismenya.
Jadwalkan pertemuan lanjutan setiap minggu untuk menindaklanjuti dan memonitor perkembangan karyawan tersebut. Keep them under your eyes sampai Anda benar-benar yakin bahwa ada perbaikan dari kebiasaan buruknya tersebut.

Jika karyawan tersebut menyebutkan ada masalah lain sebagai penyebab kebiasaan procrastination seperti depresi, masalah rumah tangga atau masalah keluarga segera sarankan untuk mengambil cuti.
Remember!
Waktu adalah salah satu modal utama kesukesan team Anda. So, manage-lah waktu Anda dan team Anda dengan baik.

Wednesday, January 13, 2010

Senior (Tidak) Selalu Benar

Selalu disuruh-suruh dan dilimpahkan begitu banyak pekerjaan oleh karyawan senior. Tidak ada yang mau bertukar jadwal padahal dalam kondisi urgent. Selalu dianggap salah padahal sudah melakukan sesuai prosedur pekerjaan.

Mungkin seperti itulah yang kerap dirasakan karyawan baru di tiap perusahaan. Merasa dianggap salah, mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya, dan seperti tidak ada teman. Apakah “Si Senior” ini memang benar tindakannya atau hanya minta dianggap benar? Belum tentu juga senior selalu melakukan tugasnya dengan sempurna. Ada 3 jenis orang yang melakukan kesalahan:
1. orang yang sudah biasa melakukan kesalahan sehingga dianggap wajar dan biasa oleh orang lain. Bila ia salah, mereka yang dirugikanlah yang diminta untuk berdiam diri dan tak perlu melawan apalagi menasehati.
2. lantaran dianggap berilmu dan memiliki kemuliaan. Siapa pun yang melihat kesalahan orang ini harus menutup mulut dan memandang scara wajar. Karena menegur adalah salah satu penghinaan baginya.
3. jabatan dan pangkat kerap mempengaruhi nilai-nilai kebenaran. Bawahan merasa sungkan menegur atasannya, “dari pada saya dipecat” alasannya.

Haruskah dipertahankan kekeliruan seperti ini? Atau justru kita menjadi bagian yang terus menerus membudayakan tradisi ini? Tidak! Sudah waktunya mengungkap kebenaran itu menjadi tradisi, bukan sebaliknya. Sudah saatnya orang yang benar itu lebih berani dari mereka yang melakukan kesalahan. Dan bukan waktunya lagi kita malu menegur orang yang keliru, karena semestinya mereka lah yang malu karena sering berbuat salah. Semoga dengan menerapkan tradisi seperti ini tidak ada lagi para karyawan baru yang merasa under estimate, dan juga karyawan senior bisa membimbing dan mengajarkan juniornya.

Tuesday, January 12, 2010

Perkuat Posisi dimasa Sulit

Dari hari ke hari, kita tak pernah dibuat lupa soal resesi yang sekarang ini tengah berlangsung. Media kian sering menjadikannya sebagai headline, lalu muncullah kekhawatiran itu: Apakah karier saya akan terpengaruh karenanya? Saat dihadapi dengan kemungkinan hilangnya pekerjaan, Anda punya dua pilihan. Entah itu membiarkan karier Anda dibayang-bayangi oleh rasa khawatir yang berlebihan atau justru memilih untuk menghadapi situasi tersebut dengan melakukan sesuatu untuk menghindarinya. Berikut beberapa sikap profesional yang perlu Anda rangkul agar untuk mempertahankan posisi Anda di perusahaan, bahkan menjadikan situasi buruk ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan karier dalam jangka panjang.

Tingkatkan Eksistensi
Begitu kemungkinan pemutusan hubungan kerja ada di depan mata, bisa jadi insting pertama Anda adalah diam atau bahkan “bersembunyi” dan berharap bila tidak terlalu menonjol, nama Anda tidak akan masuk dalam daftar kandidat yang akan di-PHK. Ini adalah taktik yang salah. Lagipula siapa sih yang lebih dipilih oleh perusahaan untuk diberhentikan? Karyawan yang dengan jelas-jelas menunjukkan bahwa ia telah melakukan beberapa hal penting untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan atau si-siapa-namanya-itu yang seringkali membenamkan diri di kubikel dan sulit ditemukan saat hendak dimintai bantuan? Ya, Anda pasti tahu jawabannya. Jadi, hadiri semua rapat yang diselenggarakan dan berpartisipasilah dalam ajang kantor. Hal ini akan menunjukkan semangat tinggi Anda yang tetap terjaga, komitmen senantiasa dijalani dan juga membuktikan Anda pemain tim yang baik. Jangan lupa pula untuk menjaga hubungan baik dengan atasan. Bukan berarti menjadi penjilat, melainkan secara rutin memastikan atasan tahu bahwa Anda ada di kantor untuk membantunya dan perusahaan melewati masa-masa sulit.

Jadi Relawan Untuk Kerja Tambahan
Berkurangnya staf dijamin membuat beberapa proyek atau tugas jadi terlantar. Ini adalah kesempatan bagi Anda untuk mengajukan diri dan menciptakan kesan profesional yang baik. Sikap inisiatif untuk mengerjakan tugas tambahan ini akan menunjukkan kesediaan Anda untuk berusaha maksimal dalam membantu perusahaan selama masa-masa krisis. Bisa dipastikan bos akan mengingat kontribusi tersebut dan memberikan penghargaan yang pantas atas usaha Anda saat kondisi membaik. Bukan hanya itu, keahlian kerja juga meluas karenanya dan menjadikan Anda lebih bernilai.

Kembangkan Sikap Positif
Sekarang ini bukanlah saatnya untuk mengeluh soal berkurangnya kualitas beberapa fasilitas di kantor atau menurunnya uang saku perjalanan dinas. Kesengsaraan memang senang mencari teman dan orang-orang dengan sikap negatif akan memikat pribadi-pribadi negatif pula. Percaya atau tidak, pemikiran yang merugikan ini bisa menular. Bahkan, sikap buruk ini adalah salah satu sifat yang tak diinginkan perusahaan dari karyawan mereka. Intinya, semua pihak harus melakukan beberapa pengorbanan selama periode kekacauan finansial seperti ini. Ketimbang mengeluh, tetaplah bersemangat dan berikan kontribusi positif. Bisa jadi perusahaan akan melihat Anda sebagai "hikmah" dari sebuah musibah.

Jadi Pemain Tim
Wajar untuk serta-merta mengutamakan keselamatan sendiri saat dihadapi kemungkinan terburuk soal karier. Namun sikap egois ini tak akan memberikan Anda nilai tambah dari manajemen atau kolega yang lain. Kerjasama dan komunikasi sangatlah vital di masa-masa sulit. Jadi, jangan buat situasi jadi tambah buruk dengan menghindari partisipasi dalam gosip dalam bentuk apapun, terutama soal siapa yang berikutnya akan kena PHK. Tindakan tersebut hanya akan mencoreng sikap profesional yang selama ini telah Anda bangun, dan jangan dikira perusahaan tidak akan mengetahui aksi mempertahankan posisi yang kurang terpuji tersebut. Lebih baik, tunjukkan loyalitas Anda kepada perusahaan beserta karyawan-karyawan mereka lewat komunikasi formal dan informal di dalam tim.

Buat Diri Anda Tak Tergantikan
Tak perlu jadi jenius untuk tahu bahwa karyawan yang andal dalam multitasking dan bersedia menangani beberapa peran sekaligus sangatlah berharga buat perusahaan. Semakin besar Anda dijadikan tumpuan oleh perusahaan, semakin berkuranglah kemungkinan mereka membiarkan Anda pergi. Dan walaupun menjadi yang tak tergantikan seperti ini merupakan suatu posisi yang perlu dijaga setiap waktu, hal ini justru lebih penting saat masa-masa tengah kritis. Mengarahkan diri Anda ke posisi tersebut saat perusahaan tengah mengalami penurunan drastis bisa menjadi suatu modal jangka panjang. Betul sekali, alasan kuat yang bisa Anda ajukan saat meminta kenaikan gaji atau jabatan di kemudian hari.

Monday, January 11, 2010

JobsDB.com Career Expo 2010 tinggal 3 hari lagi

Hanya dalam waktu 3 hari lagi, job seeker atau para pencari kerja yang berdiam di kota kembang Bandung akan mendapat kesempatan untuk mengubah masa depan mereka dengan mengunjungi JobsDB.com Career Expo 2010.

Tanggal 15 - 17 Januari 2010, event yang merupakan bagian dari JobsDB.com international series ini akan diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung.

Acara yang diikuti oleh 70 an perusahaan akan memberikan Anda akses ke informasi lowongan kerja yang lebih besar.

Beberapa perusahaan yang turut berpartisipasi dan membuka lowongan kerja adalah Bank Bukopin, Berca Schindler Lifts, BNI Life, CIMB Niaga, Coca Cola, Experd, Design Stream, Femina Group, Hewlett Packard, First Media, Smart Tbk, Pertamina, Sinarmas Pulp & Paper, Trans TV dan masih banyak lagi.
Jangan sampai ketinggalan. Undangan/ tiket masih bisa Anda dapatkan di Gramedia terdekat.

Pengunjung akan mendapatkan kesempatan untuk memiliki hp dan doorprize menarik lainnya. *syarat dan ketentuan berlaku.

Sampai berjumpa di Sabuga Bandung!

Does Spirituality Belong in the Workplace?

by Nancy R. Smith

Jobs Vacancy, Employment, Employment Jobs

Did you know that spirituality and spirituality in the workplace have become popular buzzwords these days? As a movement, spirituality in the workplace does not focus on God or theology.

Instead, it looks to the morality and ethics that are common to most of the world’s religions. Creating sacred space in your cubicle or office. Social responsibility. Environmental awareness. Tutoring students. Yoga in addition to aerobics. Meditating at work (along with an even more recent acceptance of napping at work).

One Dallas-based store tells its workers that they have a moral obligation to provide help to their customers, not just to sell to them. A large business in Atlanta now uses only recycled materials in its work and draws its energy only from renewable sources. A symposium on business and spirituality is helped each spring at Babson College in Boston. Websites listed in the links below are new examples and results of this movement.

Is this religion? New age stuff? Quasi-religion? A substitute for faith? An expanded consciousness? A movement toward accepting a diversity of religious beliefs, faiths, and practices and valuing their contributions in the workplace?

Or, is this a maneuver on the part of businesses to get their workers even more dedicated to the workplace, more willing to work even longer hours, and more willing to give up time that might otherwise be spent in recreation, with family, in community or charitable work, or in religious practice?

If a company is based on noble principles, will it feel more self-righteous when layoffs come? Is the workplace where people should be looking for spiritual fulfillment? Can business deliver? Or should it avoid trying to meet spiritual needs and simply allow individual spiritual expression (as long as it does not interfere with the rights or needs or another)?


Bookmark                            and   Share

Wednesday, January 6, 2010

Adaptasi di Tempat Kerja Baru

Mencari kerja memang bukan pekerjaan yang mudah, baik untuk Anda yang baru lulus atau mereka yang sedang mencari pekerjaan baru. Ada serangkaian proses yang harus dijalankan dengan konsisten dan penuh strategi sebelum pekerjaan impian ada di tangan. Namun, ketika akhirnya pekerjaan itu Anda dapatkan, pernahkah Anda merasakan bahwa menjalani proses penyesuaian di tempat kerja baru tak kalah sulitnya dengan proses mencari kerja?

Di minggu pertama bekerja, Anda akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan diharapkan untuk mengatasinya dengan cepat. Tantangan yang Anda hadapi bisa saja standar operasional yang jauh berbeda, software yang membuat Anda harus belajar dari nol untuk memahaminya, rekan kerja yang kelihatannya tidak ramah, atasan yang tidak komunikatif dan berbagai sistem lain yang tidak Anda pahami.

Bisa jadi semangat yang tadinya menggebu-gebu ingin mencoba pekerjaan baru menciut menghadapi tantangan yang tampaknya terlalu banyak. Anda merasa tidak memiliki cukup waktu dan energi untuk mengatasi tantangan yang baru dan berat ini. Sebelum Anda menyesali keputusan Anda untuk pindah kerja dan kehilangan semangat untuk melanjutkan tanggung jawab baru Anda, berikut ada beberapa tips yang bisa membantu Anda beradaptasi di tempat kerja yang baru :

1. Jangan malu bertanya. Umumnya karyawan baru akan diberikan orientasi oleh HRD atau oleh atasan langsung Anda. Tanyakan langsung bila ada sesuatu yang kurang jelas dalam pekerjaan dan tanggung jawab Anda, apalagi jika Anda harus report ke beberapa orang yang berbeda. Dalam pelaksanaannya, saat Anda sudah mulai bekerja, jangan segan untuk bertanya pada atasan atau rekan kerja tentang kebiasaan atau policy yang berlaku di kantor baru. Biarkan karyawan lain tahu bahwa Anda karyawan baru sehingga mereka merasa bertanggung jawab membantu Anda. Namun ingatlah bahwa di kantor yang suasananya seringkali sibuk, terlalu sering mengajukan pertanyaan akan mengganggu pekerjaan mereka. Bijaksanalah menilai kapan mereka bisa ditanya dan leluasa untuk membantu.

2. Catat semua instruksi. Saran ini mungkin terdengar sepele, namun untuk mencegah Anda menanyakan instruksi yang sama berkali-kali, catatlah semua pada saat pertama kali diinformasikan. Biasakan membawa notepad kecil dan alat tulis kemana pun Anda pergi.

3. Ramah kepada semua orang dan bersosialisasi. Mungkin inilah salah satu hal terpenting yang memudahkan masa adaptasi Anda di tempat kerja baru. Walaupun Anda tidak berhubungan langsung dengan orang tersebut, biasakan tersenyum dan mengucapkan salam atau menyapa dengan ramah. Ciptakan reputasi bahwa Anda adalah karyawan yang approachable dan bisa diajak bekerja sama. Jika Anda tidak diperkenalkan kepada rekan kerja, jangan segan memperkenalkan diri Anda dan posisi Anda. Ingatlah nama mereka dengan jelas dan tanyakan posisi dan pekerjaan mereka jika waktu memungkinkan.

4. Ciptakan ruang personal khusus. Kemungkinan besar Anda akan ditempatkan di kubikel atau meja. Apapun bentuk work station Anda, berikan sentuhan personal seperti menambahkan foto atau pernak-pernak yang menunjukkan kepribadian Anda sehingga Anda lebih nyaman untuk bekerja. Namun ingatlah untuk tidak overboard atau berlebihan dalam menghias meja Anda.

5. Perhatikan dan dengarkan. Tata tertib atau manual pegawai yang diberikan kepada Anda biasanya tidak sama dengan praktek di lapangan. Perhatikan dengan seksama kebiasaan tak tertulis yang berlaku di kantor baru Anda seperti kebiasaan untuk menggunakan kertas bekas untuk fotokopi, atau membawa sendiri mug ke pantry setiap waktu kerja berakhir.

6. Datang lebih cepat dan pulang lebih lama. Anda tidak harus melakukan ini untuk selamanya, namun extra time memberikan Anda kesempatan untuk lebih mengenal ruangan kantor, mempelajari software baru yang akan Anda gunakan, menata meja Anda, berbincang dengan rekan kerja dalam suasana yang lebih santai, dan memahami kebiasaan tak tertulis yang berlaku di lingkungan kerja baru.

7. Stay positive. Jangan cepat berburuk sangka jika rekan kerja tidak terlihat ramah saat Anda bertanya, atau atasan yang tidak memberikan briefing yang jelas tentang tugas tertentu. Pasti ada penjelasan terhadap hal tersebut. Bersikaplah positif dengan mengingat hal-hal baik dari pekerjaan Anda seperti kesempatan untuk belajar hal baru, memperluas network Anda atau penghasilan yang lebih. Percayalah bahwa pikiran positif membantu proses transisi Anda dengan membuat Anda semangat menghadapi tantangan di tempat baru.

Remember! :
Individu yang berhasil bukanlah yang terkuat melainkan yang paling mampu menyesuaikan diri .

SUMBER

Tips Sukses Di Hari Pertama Bekerja

Setelah browsing dan searching informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan Anda, lalu berulang kali mengirimkan lamaran kerja ke berbagai perusahaan idaman,kemudian menjalani sesi interview yang membuat jantung Anda kebat-kebit, akhirnya kabar gembira pun Anda terima. Anda diterima sebagai karyawan. Lalu Anda pun mulai mempersiapkan mental dan fisik Anda untuk menjalani pekerjaan pertama Anda. Mungkin Anda akan merasa antusias, nervous, confused, atau bahkan biasa-biasa saja.

Apapun reaksi Anda menghadapi hari pertama bekerja, Anda pasti tahu bahwa perusahaan tersebut memiliki pengharapan besar terhadap Anda. Mereka mengharapkan Anda memiliki kualifikasi sesuai dengan CV yang dikirimkan, dan sesuai dengan penilaian dari wawancara. Berikut adalah tips yang bisa membantu Anda melewati hari pertama di tempat kerja dengan sukses dan bisa memberikan kesan baik bagi perusahaan tempat Anda bekerja.

1. Jangan terlambat.
Apapun alasannya jangan sampai Anda datang terlambat karena hal tersebut menunjukkan ketidakseriusan Anda bekerja. Terlambat di hari pertama bekerja adalah ´aib´ yang akan Anda terus bawa selama Anda bekerja di perusahaan tersebut. Tinggal di kota yang rawan macet seperti Jakarta tidak bisa dijadikan alasan karena kemacetan bisa diantisipasi dengan berangkat lebih awal, atau mencari alternatif transportasi lain.

2. Kenakan busana kerja formal.
Apapun nature of business perusahaan tempat Anda bekerja, tetaplah kenakan busana kerja formal. Seiring waktu Anda bekerja di perusahaan tersebut dan Anda sudah bisa mengenali budaya perusahaan tempat Anda bekerja, barulah Anda bisa mengikuti cara mereka berpakaian. Misalnya, orang yang bekerja di bidang kreatif seperti advertising agency umumnya lebih ekspresif dalam menerapkan aturan gaya berpakaian.

3. Bersosialisasi.
Umumnya atasan Anda akan memperkenalkan Anda kepada rekan kerja Anda, namun jika tidak, perkenalkan diri Anda kepada mereka, dan jangan ragu untuk bertanya. Mereka mempunyai kewajiban untuk membantu rekan kerja.

4. Ikuti aturan main.
Mungkin ada beberapa hal dalam pekerjaan Anda berbeda dengan hal yang Anda pelajari di kampus, namun ingatlah Anda tidak memiliki kapasitas untuk merubah SOP atau hal lainnya sesuai dengan keinginan Anda. Beberapa bulan pertama adalah bukan waktu yang tepat untuk merubah apapun, kecuali jika Anda memang diminta untuk melakukannya.

5. Tetap jadi diri Anda sendiri.
Untuk beberapa hari pertama, jadilah spons. Serap segala pengetahuan baru, ketahui budaya perusahaan, perlahan-lahan Anda akan tahu apa yang diharapkan dari Anda. Jujur dengan kemampuan Anda. Jangan menyanggupi jika Anda dihadapkan pada sebuah task yang tidak Anda pahami. Kenali lingkungan Anda tanpa merubah kepribadian Anda.

6. Selalu siap menghadapi meeting.
Dihari pertama Anda mungkin akan bertemu dengan banyak pihak, siapkan selalu notepad dan alat tulis.

7. Don’t complain.
Mungkin ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan harapan Anda. Entah soal load pekerjaan yang tiba-tiba membludak atau hal sepele seperti suara AC yang berderu terlalu kencang. Apapun sebabnya, jangan gampang mengeluhkan sesuatu, bisa-bisa Anda dianggap sebagai whinger alias tukang keluh.

8. Be a team player.
Jika Anda mencantumkan kualifikasi ini dalam surat lamaran Anda, maka konsistenlah. Jika rekan kerja Anda pulang lebih lama dari, hang back dan tunggulah mereka. Jangan jadi orang pertama dalam tim Anda yang pulang. Ini juga kesempatan untuk mengenal rekan kerja lebih jauh dan mengetahui budaya perusahaan.

Remember! :
Kesan pertama selalu membentuk persepsi orang lain terhadap Anda. So berilah kesan yang terbaik kepada mereka.

SUMBER

Tuesday, January 5, 2010

Visi = Perubahan

Kertas... mungkin bagi beberapa orang hanya secarik kertas untuk menulis atau untuk coret-coretan bahakan mungkin untuk membuat mainan. banyak orang belum menyadari bahwa hidup kita semua ibarat dimulai dari selembar kertas kosong yang bersih.
Dimulai dengan menentukan visi, dituangkan ke dalam tulisan dalam diri anda. Merumuskan visi merupakan bagian penting dari perencanaan masa depan yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman, cara pandang, nilai-nilai, dan lingkungan. seperti anda membuat kerangka teori menentukan titik temu tentang perubahan positif dan peningkatan kualitas bersama.
Visi yang baik adalah gambaran tengtang masa depan yang jelas, spesifik dan terukur waktu bukan hanya bayang-bayang kabur dan tidak jelas.
orang sukses adalah orang yang punya impian. Buatlah catatan mengenai cita-cita anda, kelak dikemudian hari anda bisa melihat apakah semua impian anda itu sudah terwujud atau belum. sekali lagi, berkat secarik kertas! Pada saat anda menuliskan visi dan keinginan anda pada sehelai kertas sebenernya anda sedang mengaktifkan "hukum ekspetasi". Secara tidak langsung anda mengintensifkan pikiran anda untuk mencapai keinginan anda tersebut.
Menyiapkan rencana secara tertulis membuat anda bisa lebih fokus, lebih menjaga agar tidak keluar jalur. Dan anda juga bisa dengan mudah mengetahui mana yang sudah tercapai dan mana yang belum.
Jangan pernah berhenti untuk membuat daftar keinginan anda dan juga jangan lupa melaksanakannya satu per satu secara fokus. Perubahan akan menyertai kehidupan dan tidak akan berhenti, semua tergantung dari keyakinan dan arah yang akan dilalui dari perubahan itu.