Selalu disuruh-suruh dan dilimpahkan begitu banyak pekerjaan oleh karyawan senior. Tidak ada yang mau bertukar jadwal padahal dalam kondisi urgent. Selalu dianggap salah padahal sudah melakukan sesuai prosedur pekerjaan.
Mungkin seperti itulah yang kerap dirasakan karyawan baru di tiap perusahaan. Merasa dianggap salah, mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya, dan seperti tidak ada teman. Apakah “Si Senior” ini memang benar tindakannya atau hanya minta dianggap benar? Belum tentu juga senior selalu melakukan tugasnya dengan sempurna. Ada 3 jenis orang yang melakukan kesalahan:
1. orang yang sudah biasa melakukan kesalahan sehingga dianggap wajar dan biasa oleh orang lain. Bila ia salah, mereka yang dirugikanlah yang diminta untuk berdiam diri dan tak perlu melawan apalagi menasehati.
2. lantaran dianggap berilmu dan memiliki kemuliaan. Siapa pun yang melihat kesalahan orang ini harus menutup mulut dan memandang scara wajar. Karena menegur adalah salah satu penghinaan baginya.
3. jabatan dan pangkat kerap mempengaruhi nilai-nilai kebenaran. Bawahan merasa sungkan menegur atasannya, “dari pada saya dipecat” alasannya.
Haruskah dipertahankan kekeliruan seperti ini? Atau justru kita menjadi bagian yang terus menerus membudayakan tradisi ini? Tidak! Sudah waktunya mengungkap kebenaran itu menjadi tradisi, bukan sebaliknya. Sudah saatnya orang yang benar itu lebih berani dari mereka yang melakukan kesalahan. Dan bukan waktunya lagi kita malu menegur orang yang keliru, karena semestinya mereka lah yang malu karena sering berbuat salah. Semoga dengan menerapkan tradisi seperti ini tidak ada lagi para karyawan baru yang merasa under estimate, dan juga karyawan senior bisa membimbing dan mengajarkan juniornya.
Dari pada mencari kesalahan orang lain mestinya melihat diri kita sendiri dulu apakah sudah sesempuna itu
ReplyDelete